1. Perilaku individu, perilaku kelompok, dan perilaku dalam struktur organisasi,
akan berpengaruh terhadap keefektifan organisasi,
Jelaskan maksudnya !
JAWABAN
:
Perilaku
individu dalam organisasi adalah bentuk
interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap
individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain,
dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang
berbeda. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang
dipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi
atau yg lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai
karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem
pengendalian, dan sebagainya.
2.
Jelaskan! Menurut anda,
bagaimanakah
menciptakan organisasi yang efektif ?
JAWABAN :
Menciptakan organisasi efektif :
a.
harus dimiliki suatu
organisasi adalah milai dan visi, nilai dan visi adalah suatu tujuan yang akan
digunakan sebagai target yang harus dicapai oleh suatu organisasi. Jika nilai
organisasi tidak ada makaorganisasi itu akan rusak, karna tidak memiliki tujuan
yang jelas.
b.
Mempunyai misi , misi
adalah hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai suatu visi ( tujuan ).
Tanpa ada misi yang jelas maka visi tidak akan pernah tercapai, maka
dari itu visi dan misi sangat berkaitan satu sama lain. Jika tidak memiliki
misi maka organisasi tidak akan pernah mencapai visi yang diinginkan.
c.
Memiliki aturan,
aturan adalah batasan-batasan yang harus dimiliki organisasi. Jika suatu
organisasi memiliki aturan yang jelas maka bisa terjadi penyimpangan yg dapat
merugikan.
d.
Harus mempunyai sifat
profesionalisme, profesionalisme adalah bagaimana cara organisasi itu
bertindak.
e.
Ada insentif, insentif
adalah bonus atau hadiah.
f.
Memiliki sumber daya,
Jika suatu organisasi kehilangan sumber daya maka organisasi tersebut tidak
akan bisa bergerak dengan baik.
g.
Memiliki, rencana
kerja merupakan susunan kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi
h.
Bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dengan kinerjain dividu dalam organisasi, Jelaskan !
3.
Bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja individu dalam organisasi, Jelaskan !
JAWABAN :
Teori motivasi mempunyai dimensi
dorongan, harapan, dan imbalan.
Dorongan adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seserang. Harapan adalah kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan. Imbalan rangsangan dengan pemberian imbalan kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar“.
Teori motivasi prestasi terdapat 3 (tiga) kebutuhan penting yaitu :
Dorongan adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seserang. Harapan adalah kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan. Imbalan rangsangan dengan pemberian imbalan kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar“.
Teori motivasi prestasi terdapat 3 (tiga) kebutuhan penting yaitu :
a) Achievement : adalah adanya keinginan
untuk mencapai tujuan lebih baik dari sebelumnya (pencapaian prestasi).
Hal ini dapat dicapai dengan cara :
·
Merumuskan
tujuan
·
Mendapatkan
umpan balik
·
Memberikan
tanggung jawab pribadi
·
Bekerja
keras
b) Affiliation : adalah kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat dicapai dengan cara :
·
Bekerjasama
dengan orang lain
·
Membuat
kawan di tempat kerja
·
Sosialisasi
c) Power : adanya kebutuhan kekuasaan yang
mendorong seseorang bekerja sehingga termotivasi dalam pekerjaannya. Hal ini
sangat tergantung pada :
·
Pengalaman
masa kanak-kanak
·
Kepribadian
·
Pengalaman
kerja
·
Tipe
organisasi
4.
Apakah motivasi kerja individu dapat ditingkatkan? Jelaskan cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja !
JAWABAN :
Bisa
ditingkatkan. Cara ini diambil contoh dari suatu perusahaan, memotivasi
karyawan dengan berbagai cara, diantaranya:
a.
Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke
dalam diri orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif. Orang
diinspirasi melalui kepribadian pimpinan, keteladanannya, dan pekerjaan yang
dilakukannya secara sadar atau tidak sadar.
b.
Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan
apa saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan dan bantuan.
c.
Mendesak, yaitu membuat orang merasa harus melakukan
apa yang harus dilakukan dengan sesuatu cara, termasuk paksaan, kekerasan dan
ancaman jika perlu. Namun, motivasi jenis ini sudah tidak sesuai lagi dengan
tuntutan zaman dan bersifat negatif karena karyawan bekerja disebabkan adanya
paksaan tanpa ada motif dari dirinya sendiri.
Contoh beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh
pimpinan dalam menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja karyawan,
diantaranya:
a)
Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka
perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik
b)
Memberikan kesempatan umpan balik secara teratur
c)
Meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka
di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka
d) Membuat saluran
komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat menggunakannya
untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh jawaban
e)
Belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang
memotivasi mereka
f)
Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang
baik secara umum
g)
Terus menerus memelihara hubungan dengan karyawan
yang dbawahi
h)
Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan
pekerjaan dengan baik
i)
Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan
karena karyawan akan lebih terdorong untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan
keperluan pribadinya
j)
Menulis memo secara pribadi kepada karyawan tentang
hasil kinerja mereka
k)
Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja
yang terbaik
l)
Memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk
dikerjakan dan pimpinan harus memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka
dapat berkembang dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan
baru
m) Membantu
berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga karyawan akan merasa betah di
dalamnya
n)
Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa
yang mereka kerjakan
o)
Menawarkan “pembagian keuntungan” (profit sharing)
kepada karyawan.
5.
Jelaskan manfaat dilakukanya evaluasi prestasi kerja, dan bagaimanakah hubunganya dengan pemberian imbalan dan hukuman?
JAWABAN :
Manfaat evaluasi prestasi
kerja dapat dirinci sebagai berikut:
a. Memperbaiki prestasi kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai,
pimpinan unit kerja dan pengelola kepegawaian untuk dapat memperbaiki
kegiatan-kegiatan mereka.
b. Menyesuaikan kompensasi
Penilaian prestasi kerja membantu para pengambil
keputusan dalam menentukan peningkatan pendapatan dalam bentuk penambahan
tunjangan kinerja, pemberian bonus, dan bentuk kompensasi lainnya. Pegawai yang
menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik akan diberi penghargaan dengan
pemberian tunjangan kinerja yang lebih besar.
c. Menjadi pertimbangan dalam mutasi
jabatan dan wilayah kerja
Mutasi wilayah kerja, promosi, dan demosi turut
didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering
merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
d. Mengarahkan pendidikan dan latihan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan
pegawai akan pendidikan dan latihan terkait dengan kegiatan tugasnya. Demikian
juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
Pendidikan dan latihan dapat meningkatan kompetensi pegawai dalam mencapai
sasaran bahkan mengembangkan potensi lainnya.
e. Mengarahkan perencanaan dan
pengembangan karier
Umpan balik dari penilaian prestasi kerja dapat
mengarahkan perencanaan dan pengembangan karier selanjutnya bagi pegawai
tersebut, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus lebih ditekuni oleh
pegawai.
f. Mendeteksi penyimpangan proses
penempatan pegawai
Hasil penilaian prestasi kerja yang baik atau jelek
mencerminkan kekuatan atau kelemahan proses penempatan pegawai sehingga dapat
menjadi pertibangan dalam melakukan penempatan ulang ke posisi yang lebih
menguatkan.
g. Menunjukkan kelemahan standar
operasional prosedur (SOP)
Hasil penilaian prestasi kerja yang jelek mungkin
merupakan suatu tanda kelemahan dalam desain pekerjaan/standar operasional
prosedur (SOP). Penilaian prestasi kerja dapat membantu pimpinan unit kerja dan
pihak-pihak lain untuk mendiagnosa letak kelemahan tersebut.
h. Meningkatkan keadilan
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin
keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi dan jauh
dari subjektivitas para pengambil keputusan.
Bilamana setiap kriteria dipandang secara terpisah dapat
terlihat beberapa pola yang menarik di dalamnya. Rencana gaji individual dan
bonus nampaknya yang yang terbaik, jika manajemen mencoba mengkaitkan upah
dengan prestasi. Cara yang kurang efeftif dalam mencapai hal ini ialah
menerapkan rencana penggajian untuk seluruh organisasi. Ini wajar karena
individu mungkin tidak merasakan pengaruhnya atas keluaran organisasi, seperti
produktivitas, keefektifan biaya, dan keuntungan. Program bonus
pada umumnya lebih efektif dari program pengupahan. Hal ini khususnya dapat
dikenali dari sasaran utama pengaitan upah dan prestasi. Program bonus secara
khusus dikaitkan dengan prestasi karyawan yang yang mutakhir. Program gaji, di
lain pihak, sering dikaitkan dengan prestasi waktu lampau. Baik program bonus
maupun program gaji tidak meminumkan konsekuensi negatif yang potensial dari
kaitan upah dengan prestasi. Mungkin tidak ada gunanya memikirkan pengembangan
program pengupahan yang sempurna. Jika manajemen
mencoba menghubungkan imbalan bukan upah terhadap prestasi, rencana kelompok
dan rencana seluruh organisasi nampaknya lebih cocok daripada rencana
individual. Pokoknya jika orang berkeyakinan bahwa imbalan lain berasal dari
prestasi, mereka akan cenderung mendorong peningkatan prestasi di antara
rekan-rekan di dalam organisasi secara keseluruhan.
6.
Berikan contoh nyata adanya perilaku kelompok yang berbeda pada setiap organisasi !
JAWABAN :
Contoh nyata terjadi pada para
petinggi PSSI ternyata memiliki
perbedaan pendapat mengenai dualisme klub yang dialami Persebaya
Surabaya. Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, menyatakan sikap yang berbeda dengan La Nyalla
Mattalitti, anggota Exco sekaligus Wakil Ketua Umum PSSI yang terpilih
saat KLB PSSI beberapa waktu yang
lalu. Menurut Djohar Arifin, seharusnya kedua-belah pihak harus
dipertemukan dalam suatu forum diskusi untuk mencari solusi bersama.
"Kami tentu mengharapkan ada musyawarah yang menyenangkan. Oleh
karena itu, harus ada duduk bersama di antara keduanya mencari siapa yang
paling benar. Kalau tidak didukung masyarakat percuma,” kata Djohar Arifin
Husin di Jakarta Senin (8/4/2013).
Djohar Arifin Husin tak ingin masing-masing
kubu Persebaya mengklaim siapa yang paling benar. Demi tetap utuh dan eksisnya
tim Bajul Ijo di kancah persepakbolaan nasional, Djohar Arifin meminta kepada
kedua kubu untuk bertemu dan membincangkan masalah dengan kepala dingin.
“Kedua petinggi Persebaya harus duduk bersama untuk
menyelamatkan Persebaya. Lebih baik duduk bersama secara sportivitas dengan
suasana fair,” ujar Djohar Arifin Husin.
Pernyataan dari Djohar Arifin Husin
tersebut tentunya bertolak belakang dengan apa yang pernah dilontarkan La
Nyalla Mattalitti. Mantan dedengkot KPSI ini menolak dengan tegas Persebaya IPL
yang dinilainya sebagai tim kloningan. Menurut La Nyalla, Persebaya yang asli
adalah tim yang bermain di Divisi Utama PT Liga Indonesia, bukan Persebaya yang
berlaga di IPL.
”Sejak awal, saat pertama saya menjadi anggota Exco saya menolak
klub-klub kloningan seperti Persebaya, Persija Jakarta, PSMS Medan dan Arema
Malang. Persebaya itu (pada tahun) 2010 didegradasi ke Divisi Utama. Wishu
Wardhana saat itu ditunjuk oleh Nurdin Halid sebagai ketua untuk menyelamatkan
Persebaya. Tetapi akhirnya Saleh Mukadar membentuk Persebaya 1927 yang bermain
di LPI (Liga Prima Indonesia),” tukas La Nyalla
7.
Jelaskan bagaimanakah membentuk tim kerja yang efektif ?
JAWABAN :
langkah yang umumnya dilakukan dalam membangun sebuah tim kerja yang efektif :
a) Membentuk
Struktur Tim
Setiap tim harus
bekerja dengan suatu struktur yang memadai agar berdaya menangani isu-isu berat
dan memecahkan persoalan-persoalan yang rumit. Walau struktur bisa berbeda
antara perusahaan satu dengan lainnya.
b) Mengumpulkan
informasi
Membangun tim
harus dimulai dengan penilaian diri anggota kelompok (self-assesment), untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap anggota.
c) Membicarakan
Kebutuhan
Tim harus
mendiskusikannya secara terbuka, dan mencoba menginterpretasikannya. Melalui
proses ini akan ditemukan sejumlah kebutuhan ; kekuatan yang ada harus dicoba
dipertahankan dan dikembangkan sedangkan kelemahan harus segera diatasi.
d) Merencanakan
Sasaran Dan Menetapkan Cara Pencapaiannya.
Begitu isu-isu
diklarifikasikan, tim harus menetapkan tujuan dan misinya, serta menetapkan
prioritas kegiatan. Kelompok/ tim harus mengembangkan jadwal tentatif dan
rencana tindakan guna mencapai tujuan.
e) Mengembangkan
Ketrampilan
Sebagian besar
proses “pembangunan tim” akan memusatkan kegiatannya pada pengembangan
ketrampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim yang berkinerja tinggi.
Seperti halnya para atlit olah raga, setiap anggota tim harus belajar bermain,
bergerak, dan mempraktekan ketrampilan mereka.
3 December 2020 at 19:44
kok gak bisa di copas sih ,kan biar bermanfaat kalo kaya gini mah ya gimana ya