twitter


Manusia itu berbeda-beda dalam wujud dan kepribadiannya. Namun demikian, anda juga pasti setuju jika dikatakan bahwa manusia itu pada dasarnya sama. Tidak ada manusia yang lahir sebagai orang yang mulia atau hina. Tatkala manusia lahir, dia tidak memiliki suatu haluan pun, maka ia tidak bisa disebut sebagai bayi yang suci.

Kebutuhan dasar manusia secara garis besar dibagi menjadi dua. Pertama kebutuhan fisik,, seperti kebutuhan untuk mendapatkan nutrisi (melalui makanan, minuman, dan Nafas), kebutuhan untuk membuang sisa metabolisme melalui saluranisalurannya (buang hajat), kebutuhan untuk hidup pada tempat yang memiliki variabel iklim yang layak (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll), dan kebutuhan untuk istirahat. Kedua, kebutuhan manusia untuk bersifat naluriah, seperti naluri mempertahankan diri, naluri untuk menyusikan/mengagungkan sesuatu, dan naluri untuk melestarikan jenis manusia.

Peran Akal Dalam Pembentukan Kepribadian.

Kebutuhan-kebutuhan manusia dan tuntutan pemenuhannya merupakan dorongan yang membuat manusia memmiliki alasan dann gairah untuk menjalani kehidupannya. Segala macam aktivitas manusia di dunia bisa dikatakan dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Manusia menjalani berbagai bentuk pekerjaan dan usaha dalam rangka mencari pemenuhan kebutuhan hidup.

Manusia saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan yang lain juga dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Singkatnnya, kebutuhan fisik dan naluriah manusia merupakan faktor yang mendasari segala bentuk aktivitasnya.

Meski manusia memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan, tapi tingkah lakunya tidak hanya ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan itu. Manusia memiliki kebutuhan untuk makan dan minum, akann tetapi rasa lapar dan keberadaan makanan tidak otomatis membuat manusia menyikat makanan yang ada di depannya (karena bukan miliknya atau karena sedang puasa, misalnya).

Manusia memiliki tatanan dan kaidah-kaidah nilai yang rumit dalam menentukan tingkah lakunya. Itu karena manusia punya akal. Akal berfungsi untuk mengaitkan fakta-fakta dan pemikiran-pemikiran yang ada dengan informasi-informasi yang dimiliki oleh seseorang.

Dengan pengaitan itu, manusia bisa memahami hakekat dari fakta atau pemikiran yang tengah ditelaah. Setelah itu, manusia akan memasuki tahap "mencari sikap" terhadap pemikiran atau fakta yang hadir di hadapannya. Artinya, akal manusia ini bukan hanya digunakan untuk memahami dan mengemvangkan cara-cara yang lebih efektif untuk memuaskan kebutuhan manusia (dengan teknologi).

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.