Manusia itu berbeda-beda
dalam wujud dan kepribadiannya. Namun demikian, anda juga pasti setuju jika
dikatakan bahwa manusia itu pada dasarnya sama. Tidak ada manusia yang lahir
sebagai orang yang mulia atau hina. Tatkala manusia lahir, dia tidak memiliki
suatu haluan pun, maka ia tidak bisa disebut sebagai bayi yang suci.
Kebutuhan dasar manusia
secara garis besar dibagi menjadi dua. Pertama kebutuhan fisik,, seperti
kebutuhan untuk mendapatkan nutrisi (melalui makanan, minuman, dan Nafas),
kebutuhan untuk membuang sisa metabolisme melalui saluranisalurannya (buang
hajat), kebutuhan untuk hidup pada tempat yang memiliki variabel iklim yang
layak (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll), dan kebutuhan untuk istirahat.
Kedua, kebutuhan manusia untuk bersifat naluriah, seperti naluri mempertahankan
diri, naluri untuk menyusikan/mengagungkan sesuatu, dan naluri untuk
melestarikan jenis manusia.
Peran Akal Dalam Pembentukan
Kepribadian.
Kebutuhan-kebutuhan manusia
dan tuntutan pemenuhannya merupakan dorongan yang membuat manusia memmiliki
alasan dann gairah untuk menjalani kehidupannya. Segala macam aktivitas manusia
di dunia bisa dikatakan dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Manusia menjalani
berbagai bentuk pekerjaan dan usaha dalam rangka mencari pemenuhan kebutuhan
hidup.
Manusia saling berinteraksi
dan berkomunikasi antara satu dengan yang lain juga dalam rangka memenuhi
kebutuhannya. Singkatnnya, kebutuhan fisik dan naluriah manusia merupakan
faktor yang mendasari segala bentuk aktivitasnya.
Meski manusia memiliki
dorongan untuk memenuhi kebutuhan, tapi tingkah lakunya tidak hanya ditentukan
oleh kebutuhan-kebutuhan itu. Manusia memiliki kebutuhan untuk makan dan minum,
akann tetapi rasa lapar dan keberadaan makanan tidak otomatis membuat manusia
menyikat makanan yang ada di depannya (karena bukan miliknya atau karena sedang
puasa, misalnya).
Manusia memiliki tatanan dan
kaidah-kaidah nilai yang rumit dalam menentukan tingkah lakunya. Itu karena
manusia punya akal. Akal berfungsi untuk mengaitkan fakta-fakta dan
pemikiran-pemikiran yang ada dengan informasi-informasi yang dimiliki oleh
seseorang.
Dengan pengaitan itu, manusia
bisa memahami hakekat dari fakta atau pemikiran yang tengah ditelaah. Setelah itu,
manusia akan memasuki tahap "mencari sikap" terhadap pemikiran atau
fakta yang hadir di hadapannya. Artinya, akal manusia ini bukan hanya digunakan
untuk memahami dan mengemvangkan cara-cara yang lebih efektif untuk memuaskan
kebutuhan manusia (dengan teknologi).