twitter


Definisi pengertian Metafora ada dua pengertian, yaitu secara sempit dan luas.
Secara sempit, Metafora adalah Majas seperti Metonimia, Sinekdoke,hiperbola, dan sebagainya
Pengertian secara luas meliputi, semua bentuk kiasan, penggunaan bahasa yang dianggap ‘menyimpang’ dari bahasa baku. Dalam pembicaraan ini metafora lebih banyak ditinjau dalam kaitannya dengan pengertian ke dua.

Pengertian gaya bahasa secara sempit, sebagai majas, yang secara tradisional sudah dikenal luas, yang dibedakan menjadi dua majas penegasan, perbandingan, pertentangan, dan majas sindirian, metafora termasuk salah satu unsure majas kedua, majas perbandingan.

Dilihat dari hakikatnya sastra secara keseluruhan, sebagai kualitas estetis, perbandingan dianggap sebagai majas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirri-ciri perbandingan.
Sebagai animal symbolicum kemampuan manusia adalah membandingkan. Makin banyak unsure-nusur perbandingannya atau makin pandai seorang pengarang mencari perbandingan suatu objek maka karyanya makin bermutu. Perbandingan menunukkan kemampuan seorang pengarang untuk eksis di tengah-tengah masyarakat, baik sebagai individu maupun trans individu dalam rangka membangun model-model hubungan dalam karya. Kemampuan ini melibatkan dua kemampuan dasar manusia, emosionalitas dan intelektualitas.
Perbandingan melibatkan dua kemampuan dasar manusia, emosionalitas dan intelektualitas.

Dikemukakan oleh Aristoteles bahwa kualitas metaforis krya seorang pengarang tergantung dari presepsi-presepsi intuitif dalam menemukan persamaan diantara ketidaksamaan. Persamaan yang dimaksudkan bukan semata-mata persamaan eksplisit, yang pada umumnya dengan menggunakan kata-kata penghubung, sebagai simile, tetapi membandingkannyasecara langsung, sebagai kata sanding.

Metafotra dengan demikian seolah-olah tidak berstruktur, dua kata, dua konsep secara langsung disandingkan, meskipun demikian dalam kondisi tanpa struktur formal inilah dapat digali makna karya secara maksimal. Diantara genre sastra jelas puisilah yang paling intens dalam menampilkan metafora, dengan cara menciptakan konsep-konsep yang seolah-olah tidak berhubungan, tumpang tindih, bahkan membingungkan.. tetapi justru variasi inilah yang dicari, baik oleh penyair maupun pembaca. Kenikmatan yang sesungguhnya lahir melalui proses penemuan yang lahir melalui cara-cara yang tak terduga.
Secara historis menurut Wellek dan Warren (1989: 246-2470 ada tiga tahap perkembangan studi metafora. Ketiga tahap yang dimaksudkan, diantaranya: 

  1. Metafora Aristotelian, dengan cirri-ciri etetis, metafora sebagai pelengkaprektorika
  2. Metafora neo-Klasik, metafora sebagai objek yang sengaja diperoleh, baik oleh seniman maupun kritikus, dalam rangka menciptakan kualitas ambiguitas
  3. Metafora Zaman Modern, sebagai pecintraan bawah sadar, dengan pendekatan biografis-psikologis.
Makna di dalam metafora tidak ada dalam dirinya sendiri melainkan di dalam dan melalui penafsiran, sehingga ide yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan ide kata-kata semula.
Dengan adanya pembatasan medium di satu pihak, intensitas pesan di pihak lain, maka kualitas metafora dalam puisi sangat rumit sekaligus kompleks. Metafora dapat diciptakan melalui kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata-kata lain, metafora juga tercipta melalui metafora-metafora itu sendiri.
Pada umumnya metafora dipahami sebagai imajinasi puitika dan hiasan rektorika, sebagai bahasa khas, tetapi menurut Shelley bahasa secara subtansial adalah metaforis. Lebih jauhLakoff dan Johnson menjelaskan bahwa metafora bukan semata-mata masalah bahasa, metafora adalah proses pemikiran manusia. Kita berfikir dan bertindak secara metaforis. Metafora tertanam dalam kehidupan sehari-hari.

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.