twitter


Saya terdorong untuk menulis ini karena tadi malam saya mendengar bahwa istri dari teman saya memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya karena bermasalah dengan Rumah tangganya, kalau saya amati dari sedikit ceritanya, pokok permasalahannya adalah Pertukaran peran Gender. Saya tujukan artikel saya ini untuk laki-laki yang saat ini sedang menjalin hubungan pacaran serius atau status sebagai suami.

Ilustrasi Foto : Presiden Jokowi & Istri
Ketika Anda memainkan peran gender pria, Anda akan menarik wanita yang ingin memerankan peran gender wanita. Dalam situasi ini, Anda akan memiliki hubungan percintaan yang sukses karena Anda dan pasangan Anda saling mengimbangi. jika Anda tidak memainkan peran  gender Anda atau tidak membiarkan pasangan Anda memainkan gendernya, pertukaran peran gender akan terjadi dan ini adalah awal dari hubungan yang gagal. 

Dalam diri seorang pria, kepribadian seorang anak kecil tidak pernah mati. seperti halnya anak kecil, kepribadian ini memberikan  dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang hanya berdasarkan keinginan dan perasaan mereka. Berdasarkan peran gender, terbuka secara emosional seperti ini adalah peran dari wanita. sebagai pria dewasa yang memiliki komitmen untuk menjalani hidup dengan peran gender pria, menuruti kata hati kepribadian anak kecil dalam diri Anda ini adalah perlawanan terhadap peran gender Anda sendiri.

Lalu apakah ini berarti sebagai pria dewasa yang memainkan peran gender pria tidak boleh menggunakan perasaan ?. oohhh tentu bukan itu maksud saya. yang tidak boleh adalah mengambil keputusan berdasarkan perasaan dan keadaan emosi Anda. Inilah sebab awal terjadinya pertukaran peran gender.

Ketika Anda mengambil keputusan berdasarkan perasaan dan emosi Anda, pasangan Anda akan merasa tidak ada ruang yang cukup untuk ikut menumpahkan emosi dan perasaanya. Secara otomatis, pasangan Anda akan mengganti emosi dan perasaan mereka dengan logika dan mengambil alih kendali dalam hubungan Anda. Pada titik ini, pertukaran peran gender telah terjadi. Pasangan Anda memainkan peran gender pria, sementara Anda memainkan peran gender wanita.

Pertukaran peran gender dalam sebuah hubungan seperti ini tidak akan sehat. Anda tidak akan merasa bahagia dengan hubungan yang sedang Anda jalani, apalagi bagi pasangan Anda terpaksa harus berganti peran gender demi mempertahankan hubungan.

Ketika Anda kehilangan kendali emosi Anda dan gagal memainkan peran gender pria, si wanita tidak akan merasa aman untuk melepaskan kendali emosi mereka saat berada di dekat Anda, meskipun itu adalah hak mereka untuk memainkan peran gender betina dan berempati ataupun menggunakan perasaan mereka tanpa kekangan. Seorang wanita yang memainkan peran gender wanita akan suka berada di dekat pria yang membuat dirinya merasa feminin dan membuat mereka merasa seperti wanita seutuhnya. Ketika mereka merasa perlu untuk menghilangkan perasaan mereka, hanya bergantung pada logika dan mengambil alih kepemimpinan atas hubungan, maka wanita akan kehilangan perasaan kewanitaannya. Tidak heran jika dalam kondisi seperti ini pasangan Anda menjadi marah dan menyalahkan Anda karena tidak kebahagiaanya. Pada tingkat yang paling parah, ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Anda.

Dalam situasi seperti ini sebenarnya Anda memang pantas untuk disalahkan karena tugas Anda sebagai pria adalah memastikan bahwa Anda selalu memainkan gender pria sehingga pasangan Anda bisa merasa nyaman memainkan peran gender sendiri.

Tugas pria yang lain adalah memberikan dukungan ketika pasangannya memainkan peran gender wanitanya. ketika wanita merasa rapuh, kecil, lemah ataupun ingin dilindungi, anda sebagai pria harus menerima dan meresponnya dengan peran Anda sebagai pria. Dengan membiarkan wanita memainkan peran gendernya akan membantu Anda memainkan peran gender Anda dengan baik. ia akan semakin tertarik kepada Anda dan hubungan Anda akan menjadi semakin kuat.

Untuk menghindarkan diri Anda dari pertukaran peran gender dengan pasangan, kepribadian anak kecil di dalam diri Anda tidak boleh mengambil keputusan tanpa persetujuan logika pria dewasa Anda. Buatlah keputusan tentang hubungan Anda dengan menggunakan logika tanpa mempengaruhi perasaan. Inilah peran gender pria dalam hubungan percintaan. Sementara biarkan pasangan Anda tetap memainkan peran mereka sebagai "sang empati" yang menilai serta menata segala sesuatunya dengan emosi dan perasaan mereka. Dengan begini, Anda berdua tidak akan keluar dari peran gender masing-masing dan Anda berdua akan mendapatkan kebahagiaan karena peran yang saling melengkapi ini.

itu saja sedikit postingan dari saya kali ini.Semoga kalian berbahagia ..


Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.