twitter




Menurut Fowler puitika kontemporer dipengaruhi oleh linguistic generative noam Chomsky, yang disebut sebagai puitika generative. Berbeda dengan strukturalisme saussrean, pemahaman bahasa diperoleh melalui cara pembelajaran, dengan memanfaatkan dikotomi language dan parole, sintagmatis dan paradignmatis, sinkroni dan diakroni.

Lisensia puitika pada umumnya diterjemahkan sebagai kebebasan penyair. Dasar pemahamannya adalah memberikan hak, kebebasan bagi penyair untuk tidak mentaati aturan-aturan tertentu dalam memanfaatkan bahasa.

Dalam pengertian paling sederhana semua karya sastra pada dasarnya adalah lisensia puitika. Penggunaan perumpamaan, symbol, kiasan dalam berbagai bentuknya dalam sastra lama, pemanfaattan bentuk bebas, bentuk baru, penyimpangan, bahkan karya sebagai alat untuk berbohong dalam sastra modern, adalah kebebasan pengarang.

Beberapa indicator, kenapa Lisensia Puitika dilakukan. Pertama, hakikat karya sastra adalahhasil imajinasi, kreativitas subyektif. Dalam mencipta seorang pengarang seolah-olah tidak terikat oleh aturan formal, logika formal sebab semua aturan tersebut dianggap membatasi proses kreativitas. Individualitas subyek creator ini  mendominasi dunia barat hingga abad ke-19, digantikan oleh lahirnya peranan karya sastra secara ootonom  sekaligus kematian pengarang abad ke-20. Kedua, karya sastra lahir karena diciptakan, dibuat, direka dari gejala yang tidak ada menjadi ada. Motto penyair dilahirkan, bukan karena belajar.

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.