twitter




Di dalam RPJM telah digariskan bahwa arah dari program KRR adalah :a). peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi remaja, b). penguatan institusi masyarakat dan pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan reproduski bagi remaja, c). pemberian konseling tentang permasalahan remaja.
Peningkatan pemahan kesehatan reproduksi remaja menjadi arah kebijakan dibidang penyediaan informasi. Penyediaan informasi tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintah, namun juga oleh berbagai LSM peduli kesehatan reproduksi remaja. Masalahnya adalah apakah informasi yang disiapkan selama ini dapat memenuhi kebutuhan remaja akan informasi kesehatan reproduksi ?
Selanjutnya, penguatan institusi masyarakat dan pemerintah yang diberikan pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja menjadi arah dari kebijakan KRR. Berbagai institusi yang sudah ada di masyarakat perlu diberdayakan untuk mendekatkan akses remaja terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja. Begitu pula dari sisi pemerintah, berbagai sektor perlu membantu memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi.
Arah kebijakan yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian konseling yang tentang permasalahan remaja. Hal yang mendasari adalah karena pemberian informasi saja tidak cukup, sebagai remaja sudah mengalammi berbagai permasalahan dalam kesehatan reproduksi. Sehingga mereka perlu memperoleh bantuan dari oranglain untuk keluar dari masalah-masalah yang dialami. Bantuan tersebut dapat berupa konseling, karena konseling pada prisnsipnya membantu klien untuk mengambil keputusan.



Pokok-Pokok Kegiatan KRR
 

Pemahaman dan kesadaran tentang hak dan kesehatan reproduksi para remaja masih rendah, da beberapa diantaranya pemahaman tersebut tidak tepat. Masyarakat dan keluarga masih enggan untuk membicarakan masalah reproduksi secara terbuka dalam keluarga dan masyarakat. Anak dan remaja lebih merasa nyaman mendiskusikannya secara terbuka dengan sesama teman. Pembahasan kesehatan reproduksi dari sudut nilai-nilai adat, budaya dan agama yang menganggap masalah kesehatan reproduksi remaja sebagai hal yang tabu justru lebih ppopuler dibanding dengan pemahaman pentingnya untuk mengetahui dan mendiskusikan secara benar tentang masalah kesehatan reproduksi remaja. Padahal pengetahuan para remaja yang secara tepat dan benar tentang masalah kesehatan reproduksi sangat penting. Pengetahuan tersebut diperlukan untuk mendukung : a) upaya menigkatkan status kesehatan reproduksi remaja, dan b) pengendalian angka kelahiran melalui pengaturan usia kawin. Oleh karena itu, upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja dan orang tua yang bertanggung jawab tentang kesehatan reproduksi menjadi salah satu program dalam keluarga berencana. Upaya tersebut dilakukan melalui : a) pemberdayaan pengelola program, penyediaan pusat-pusat informasi, b). pemberian KIE kepada remaja dan orang tua, serta c). Advokasi guna mendapat dukungan politis (political will) dan komitmen termasuk pendanaan untuk mendukung program kesehatan reproduksi remaja. 

A.                Pemberdayaan pengelola program dan masyarakat.
Peran pendidik dan konselor sebaya dalam program kesehatan reproduksi remaja sangat penting. Berbagai hasil memperlihatkan bahwa para remaja lebih merasa terbuka jika berdiskusi mengenai KRR dengan orang yang dianggap sebaya dan mengerti tentang kehidupan mereka yang peduli dan dapat memahamikehidupan remaja dapat dijadikan sebagai tenaga penyuluh, pendidik, pembimbing dan konselor tentang kesehatan reproduksi melaui latihan, fasilitasi, bimbingan sarta bantuan teknis secara sistematis.
Disamping para pendidik dan konselor sebaya tersebut, penting pula untuk memberdayakan para pengelola program pada seluruh tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten/kota). Para pengelola tersebut perlu dibakali dengan berbagai pengatahuan tentang bagaimana mengembangkan program KRR yang ramah remaja ‘adolcent friendly’ banyak kegagalan dalam program KRR karena pengelola program tidak mamahami bagaiman program yang ramah remaja. Mereka lebih banyak mengembangkan program dari sudut pandang mereka dan bukan dari sudut kebutuhan remaja. Mereka lebih banyak mengembangkan program dari sudut pandang mereka dan bukan dari sudut kebutuhan remaja. Oleh karena itu dalam mengembangkan program KRR, para pengelola program harus melibatkan para remaja mulai dari perencanaan sampai pada monitoring dan evaluasi.
Para tenaga pendidik dan konselor sebaya tersebut nantinya bersama-sama dengan pengelola program KRR dan BKKBN atau instansi serta stakeholder lainnya, termasuk provider kesehatan dapt mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan yang sesuai dengan kondisi daerah dan target sasaran masing-masing. 

B.                 Pusat Informasi dan Konsultasi KRR (PIK-KRR)
Pusat dan lembaga advokasi dan konsultasi hak-hak dan kesehatan reproduksi bagi remaja yang pada saat ini masih terbatas jangkauannya dan belum memuaskan mutunya. Di lain pihak kebenaran lembaga tersebut sangat penting bagi perlindungan dan bantuan untuk mewujudkan hak-hak reproduksi para remaja. Oleh karena perlu upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pusat informasi dan konsultasi KRR tersebut. Keberadaan pusat tersebut harus makin diketahui secara luas oleh masyarakat dan mudah dijangkau oleh para remaja, atau siapa saja yang membutuhkannya. Diperlukan informasi dan pelayanan dengan tingkat kualitas yang makin memadai dan terealisasi karenaburuknya informasi akan memberikan hasil yang tidak memuaskan.

C.                Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi Remaja
Pemberian informasi kesehatan reproduksi kepada remaja maupun orang tua dapat dilakukan melalui berbagai jalur media yang tersedia baik media massa, cetak, elektronik maupun “e-file”, berbagai kelompok yang ada didalam masyarakat serta sekolah. Pemberian informasi tersebut ditujukan kepada remaja maupun orang tua. Materi meliputi 3 aspek utama : a) kesehatan reproduksi yaitu seputar seksualitas manusia termasuk reproduksi manusia, b) HIV/AIDS, dan c) narkoba. Ketiga isu utama KRR tersebut dikemas dan dikaitkan dengan life skill (kecakapan/ketrampilan hidup), yaitu bagaimana para remaja dapat menghindari hal-hal yang buruk bagi kondisi kesehatan reproduksi mereka. Dalam proses penyiapan KIE tersebut maka selain diperlukan penyiapan SDM dan metode penyampaian juga perlu dikembangkan materi yang berkualitas yang mampu berubah tidak saja aspek pengetahuan namun juga sikap dan perilaku terget sasaran (Behavior Change Comunication=komunikasi perubahan perilaku).

D.                Advokasi untuk penguatan komitmen program KRR
 Keberhasilan pelaksanaan program KRR perlu didukung dengan kemauan politisi dan komitmen pendanaan serta perangkat peraturan dan kebijakan bagi terselenggaranya upaya penanganan masalah KRR. Kominmen tersebut perlu dikembangkan disemua tingkatan dan melibatkan berbagai stakeholder termasuk keluarga (orang tua). Banyak pengalaman memperlihatkan bahwa keberlanjutan program KRR dilapangan sangat tergantung dari dukungan orang tua dan tokoh masyarakat. Penolakan terhadap program KRR seringkali disebabkan orang tua dan tokoh masyarakat tidak memiliki informasi yang memadai tentang program yang sesungguhnya. 


Tujuan program kesehatna reproduksi remaja adalah untuk menigkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi. Untuk itu isu pokok dalam kesehatan reproduksi remaja menyangkut 3 hal (“triad KRR”): seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA.
Selanjutnya, kebijakan teknis kesehatan reproduksi remaja diarahkan untuk: a) Penigkatan pemahaman kesehatan reproduksi remaja, b) Pengetahuan institusi masyarakat dan pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja, dan Pemberian konseling tentang permasalahan remaja. Upaya yang dilakukan sebagai kegiatan di lapangan adalah : a) Pemberdayaan dan pengelola program dan masyarakat, b)Pusat Informasi dan Konsultasi KRR (PIK-KRR), c) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi Remaja, dan d) Advokasi untuk penguatan komitmen program KRR.

 







0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.