twitter




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Analisis cerpen yang berjudul “Preman Menjadi Kiai” dalam buku yang berjudul kumpulan cerpen karya Sharkawi Manaf difokuskan pada penganalisisan tentang sturktur kepibadian tokoh. Penganalisisan struktur kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” didasarkan pada teori Sigmund Freud mengenai struktur kepribadian yang meliputi, Id, Ego, dan Super Ego. Id berkerja untuk memperoleh kenikmatan dan menghindarkan diri dari rasa sakit. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah, dan tidak mengetahuai moral (Alwisol, 2004: 20). Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita; usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenukmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan (Alwisol, 2004: 20). Sedangkan super ego merupakan, kekuatan moral dan etika dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan Id dan prinsip realistis dari Ego (Alwisol, 2004: 21).    

Peneliti memilih cerpen yang berjudul “Preman Menjadi Kiai” karena dalam cerpen tersebut, kepribadian tokoh-tokohnya tepat untuk dianalisis menggunakan teori Sigmund Freud mengenai struktur kepribadian. Dengan mengetahui bagaimana kepribadian dari setiap tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen, kita dapat mengerti bagaimana alur dari cerpen yang dibaca, dan mengetahui karakter masing dari tokoh yang ada dalam cerpen.

Dalam analaisis cerpen yang berjudul “Preman Menjadi Kiai” ini, peneliti berharap agar hasil dari analisis dapat bermanfaat bagi para pembacanya, misalnya saja dapat dijadikan sebagai  masukan dan referensi dalam ilmu pengetahuan sastra, khususnya pada pengkajian yang sesuai dengan topik pembahasan yang diambil peneliti.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Id menurut Sigmund Freud?
2.      Bagaimana kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Ego menurut Sigmund Freud?
3.      Bagaimana kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Super Ego menurut Sigmund Freud?

1.3  Tujuan
1.      Mendeskripsikan kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Id menurut Sigmund Freud.
2.      Mendeskripsikan kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Ego menurut Sigmund Freud
3.      Mendeskripsikan kepribadian tokoh dalam cerpen “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Super Ego menurut Sigmund Freud


BAB 2
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan tentang struktur kepribadian tokoh dalam cerpen yang berjudul “Preman Menjadi Kiai” berdasarkan Id, Ego dan Super Ego menurut Sigmun Freud, berikut penjelasannya:

2.1 Kepribadian Tokoh Berdasarkan Id
            Pada prinsipnya Id berkerja untuk memperoleh kenikmatan dan menghindarkan diri dari rasa sakit. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah, dan tidak mengetahuai moral (Alwisol, 2004: 20). Berdasarkan penjelasan tersebut, berikut beberapa cuplikan kalimat yang menggambarkan Id dari tokoh Sudargo yang ada dalam cerpen yang berjudul “Preman Menjdi Kiai”.
 Dengan bermodalkan pendidikan sekolah rendah, Sudargo pergi merantau entah kemana.’ (hlm 144)
Perkenalannya dengan Mursadi membuatnya tertarik untuk belajat ilmu hitam.’ (hlm 144)
Sedangkan tujuan akhirnya, bagaimana bisa mendapatkan uang tampa bersusah payah.’ (hlm 145)
Untuk bisa menguasai ilmu hitam menurut Sudargo, lebih dulu dia harus menjauhkan diri dari segala macam ajaran agama. Juga harus menjauhkan diri dari niat untuk berbuat baik terhadap sesama manusia maupun perbuatan baik lainnya.’ (hlm 145)

 2.2 Kepribadian Tokoh Berdasarkan Ego
            Berbeda dengan Id, Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita; usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenukmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan (Alwisol, 2004: 20). Dengan kata lain, ego merupakan bentuk pengungkapan dari id. Berikut beberapa cuplikan kalimat yang menggambarkan Ego dari tokoh Sudargo yang ada dalam cerpen yang berjudul “Preman Menjadi Kiai”.
Beberapa ujian telah dilaluinya. Misalnya ketika gurunya menyingsingkan kaki celana dan tampak bergelayutan lintah di kaki gurunya,Sudargo pun mampu memakan semua lintah yang sedang menghisap darah di kaki gurunya itu.’ (hlm 145)
Keberhasilannya dalam memimpin preman Tanah Abang menjadi modal baginya untuk pidah ke Merak menjadi pemimpin preman-preman yang berkerja sama dengan tentara mengeruk keuntungan dari para calon penumpang kapal yang akan menyeberang ke Sumatera.’ (hlm 145)

2.3 Kepribadian Tokoh Berdasarkan Super Ego
            Super Ego adalah kekuatan moral dan etika dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan Id dan prinsip realistis dari Ego (Alwisol, 2004: 21). Jadi super ego dapat diartikan sebagai ungkapan moral yang lebih bersifat positif. Berikut beberapa cuplikan kalimat yang menggambarkan super ego dari tokoh Sudargo dalam cerpen yang berjudul “Preman Menjadi Kiai”.
Daripada adu jotos, lebih baik mencari ketenangan sendiri,” kata Sudargo sebelum berangkat meninggalkan kampung halamannya tanpa tujuan. (hlm 144)
Untuk menyatakan terima kasihnya dengan kehidupan yang kedua kalinya ini Sudargo tidak mau lagi melakukan perbuatan tercela menjadi preman dengan menggunakan ilmu hitam menyandang berbagai jimat di seluruh tubuhnya. Sejak itulah Sudargo bukan hanya sekadar taat kepada agama, dia juga rajin belajar kitab suci Alquran.’(hlm 149).


BAB 3
PENUTUP

Simpulan
            Kepribadian dari tokoh Sudargo, yang awalnya berkepribadian buruk berubah menjadi baik, setelah ia mengalami mati suri. Dari kejadian tersebut Sudargo merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup kembali oleh Yang Maha Kuasa. Ia mengungkapkan rasa syukurnya dengan mengubah kepribadiannya untuk menjadi lebih baik dari kehidupan sebelumnya, yang mana dahulu ia terkenal sebagai preman, tetapi setelah kejadian yang menimpanya tersebut ia berupah menjadi seorang kiai yang taat menjalankan ajaran agama.


DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: Universites Muhammadiyah Malang.
Manap, Syarkawi. 2007. Di perasingan (sebuah kumpulan cerita pendek). Bandung: CV Ultimus.

1 comments:

  1. minta izin mw copy tpi ngak bisa....

Post a Comment

Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.