twitter




1.      PENDAHULUAN
Dalam analisis puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya  Apip Mustopa, peneliti menganalisis puisi tersebut berdasarkan (dari segi) struktur batin puisi, yang lebih difokuskan pada pokok pembahasan (analisis) tentang amanat yang terkandung dari puisi. Adapun alasan mengapa peneliti lebih memfokuskan pembahasan pada unsur amanat yang terkandung dalam suatu puisi yaitu, karena peneliti ingin bisa atau ingin lebih mendalami lagi dalam penganalisisan suatu karya sastra (di sini dikhususkan pada penganalisisan tentang puisi) dalam hal penganalisisan tentang amanat atau pesan yang terkandung (yang ingin disampaikan) seorang penulis (pengarang) kepada pembaca dalam penulisan suatu karya sastra. Sebab dengan memahami amanat dari suatu karya sastra, maka kita dapat mengerti dan mengetahui maksud atau tujuan dari seorang pengarang menulis suatu karya sastra tersebut. Dengan kita dapat mengerti dan memahami amanat atau pesan dari seorang penulis dalam menulis suatu karya sastra, maka kita sebagai pembaca akan mendapatkan suatu kenikmatan tersendiri dengan kata lain suatu pelajaran yang berharga yang dapat dipetik dari suatu karya sastra, yang mana pada akhirnya dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan moral, perilaku, religius dan lain-lain dari setiap pembacanya.
Menurut peneliti, pentingnya mengambil topik pembahasan tentang amanat yang terkandung dalam suatu karya sastra (puisi) ini, seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa dengan kita dapat mengerti dan memahami tentang amanat yang terkandung dalam suatu karya sastra (puisi), maka kita dapat memperoleh suatu kenikmatan tersendiri dari hasil membaca suatu karya sastra (puisi). Misalnya saja dapat berupa pengajaran moral, perilaku, religius (keagamaan), budaya (latar sosial) dan lain-lain.
Dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa terkandung suatu amanat (pesan) yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca yang sangat berharga dan dapat dijadikan sebagai bahan renungan serta pemotivasian untuk pembenahan diri dari setiap masing-masing pembacanya, yang sesuai dengan situasi kehidupan masa kini.
Sebelum peneliti menganalisis puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, karya Apip Mustopa ini, dalam media internet banyak dimuat tentang penganalisisan puisi tersebut. Dari beberapa hasil analisisnya yang dimuat kebanyakan penganalisisannya lebih mengacu pada unsur struktur batin dari puisi, yaitu seperti makna, rasa, nada dan amanat. Seperti pada pjjpgsd.dikti.go.id yang dimuat oleh Dr. Suwarjo, M.Pd, yaitu seorang staf pengajar PGSD FKIP di Unila, yang mana penganalisisan puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa lebih pada amanat yang terkandung dalam puisi.
Pada anaselalusemangat.blogdetik.com, dimuat tentang penganalisisan puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa berdasarkan makna dan amanat yang terkandung dalam puisi. Pada Rosyidisiswanto.blogspot.com dimuat tentang penganalisisan puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa berdasarkan makna yang terkandung dalam puisi. Sedangkan pada nismakom.Wordpress.com dimuat tentang penganalisisan puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa berdasarkan makna dan pengaitan dengan nilai-nilai religius, yaitu seperti pengaitan dengan suatu ayat yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an. Dan pada atmawiharja.wordpress.com dimuat tentang penganalisisan puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa berdasarkan struktur batin puisi yaitu mencakup empat aspek pembahasan, yang terdiri dari tema (makna), nada, rasa, dan amanat (pesan) yang terkandung dalam puisi.
Dalam analisis peneliti tentang puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa, di sini peneliti berusaha membandingkan antara pendapat pembaca (khalayak umum) dengan pendapat peneliti sendiri, yang mana dari hasil pembandingan tersebut peneliti berharap hasil penelitiannya dapat bermanfaat bagi para pembacanya, misalnya saja dapat sebagai pembantu, masukan dan referensi dalam ilmu pengetahuan sastra, khususnya pada pengkajian yang sesuai dengan topik pembahasan yang diambil peneliti.
Dalam penelitian ini masalah yang dibahas meliputi:
1.      Bagaimana pendapat dari para pembaca tentang amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya dari Apip Mustopa?
2.      Bagaimana pendapat peneliti tentang amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya dari Apip Mustopa?
3.      Bagaimana perbandingan antara pendapat para pembaca (khalayak umum) dengan pendapat peneliti tentang amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya dari Apip Mustopa?
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dituliskan oleh peneliti, maka dapat diambil beberapa tujuan dari penelitian yaitu di antaranya untuk:
1.      Mendeskripsikan pendapat dari pembaca tentang amanat yang terkandung dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya dari Apip Mustopa.
2.      Mendeskripsikan pendapat peneliti tentang amanat yang terkandung dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya dari Apip Mustopa.
3.       Mendeskripsikan perbandingan antara pendapat para pembaca dengan pendapat peneliti tentang amanat yang terkandung dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya dari Apip Mustopa.

2.      LANDASAN TEORI
a.       Amanat
      Pada umumnya puisi terdiri atas dua bagian besar yakni struktur fisik dan struktur batin puisi. Struktur fisik puisi terdiri atas perwajahan (tipografi), diksi, imaji, kata konkret, bahasa figuratif (majas), dan verifikasi (rima, ritme, dan metrum). Sedangkan struktur batin puisi terdiri atas tema (makna), rasa, nada, dan amanat (tujuan atau pesan). Sesuai dengan judul yang diambil dalam penelitian tentang analisis amanat dari puisi “Tuhan Telah Menegurmu”, karya Apip Mustopa, maka pembahasan tentang struktur puisi akan difokuskan pada struktur batin puisi, khususnya pada pembahasan tentang amanat.
      Amanat (tujuan atau maksud) dari pengarang menulis sebuah puisi merupakan suatu cara penyampaian pesan dari seorang penyair kepada pembaca. Dalam buku Siswanto (2008: 125-126) dituliskan bahwa sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan dapat dicari sebelum penyair itu menciptakan puisi maupun dalam puisinya yang telah diciptakannya. Dorongan sebelum penyair menciptakan puisi bisa berupa (1) dorongan untuk memuaskan nafsu seksual yang terhambat (ada kemungkinan, yang masih harus dibuktikan), (2) dorongan makan (mencari uang), (3) dorongan keamanan diri, (4) dorongan berkomunikasi, (5) dorongan untuk mengaktualisasikan diri, dan (6) dorongan untuk berbakti baik kepada Tuhan maupun manusia.
      Dalam buku Kinayati (2006: 27) dikemukakan bahwa amanat dapat dibandingkan dengan kesimpulan tentang nilai atau kegunaan puisi itu bagi pembaca. Setiap pembaca dapat menafsirkan amanat sebuah puisi secara individual. Penyair, sebagai pemikir dalam menciptakan karyanya memiliki ketajaman perasaan dan intuisi yang kuat untuk menghayati rahasia kehidupan dan misteri yang ada dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, puisi mempunyai makna yang tersembunyi yang harus diterjemahkan oleh pembaca  (Richard, 1976: 180).
      Sedangkan pada buku Waluyo (1987: 130-131), dituliskan bahwa amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak menyadarinya. Hal ini disebabkan, karena penyair merasa bahwa menulis puisi merupakan kebutuhan untuk berekspresi atau kebutuhan untuk berkomunikasi atau mengaktualisasikan diri. Meskipun begitu, karena penyair memiliki kelebihan dalam menghayati kehidupan ini, maka setiap karya seorang penyair pasti mengandung amanat yang berguna bagi manusia dan kemanusiaan.
      Selain mengambil referensi dari beberapa buku tentang pengertian amanat seperti yang telah disebutkan di atas, peneliti juga mengambil referensi dari media internet tentang pengertian amanat, adapun beberapa pengertian tentang amanat yang berdasarkan yang dimuat dalam media internet adalah sebagai berikut:
·         Amanat adalah 1) sesuatu yang dipercayakan atau dititipkan kepada orang lain; 2) pesan; 3) nasihat yang baik dan berguna dari orang tua; petuah; 4) perintah (dari atas); 5) wejangan (dari seorang pemimpin).
·         Amanat adalah 1) keseluruhan makna atau isi pembicaraan untuk dimengerti dan diterima pendengar atau pembaca; 2) gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
·         Amanat (pesan) ialah sesuatu yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Penyampaian amanat (pesan) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara lisan dan cara tulisan. Cara pertama, penyampai amanat langsung berhadapan dengan penerima sebagai lawan bicara atau pendengar, sedangkan cara kedua, penyampai amanat tidak berhadapan langsung dengan penerima, tetapi menggunakan perantara/alat bantu; dapat berupa cerita, buku (fiksi dan nonfiksi).
·         Menurut Akhmad Saliman (1996: 67), amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanamkannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya.
·         Harimurti Kridalaksana (183) berpendapat bahwa, amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, makna wacana, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima orang lain yang digagas atau ditujunya.
·         Menurut Imron Rosidi, Amanat adalah sesuatu yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Bedanya dengan tema, kalau tema adalah persoalan yang dikemukakan sedangkan amanat adalah sesuatu yang hendak disampaikan lewat persoalan itu. Dengan kata lain, mau berbicara apa, bermaksud apa dengan persoalan itu?.
·         Menurut Suroto (1993: 89), segala pemecahan persoalan biasanya berisi pandangan pengarang tentang bagaimana sikap kita kalau menghadapi persoalan tersebut, itulah yang disebut amanat.
·         Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
·         Menurut Abdur rosyid Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
·         Amanat adalah pesan atau kesan yang disampaikan si pengarang kepada si pembaca. Sesuatu yang dapat diambil dari karya setelah kita membacanya.
·         Amanat adalah tujuan yang dikemukakan oleh penyair tidak disadarinya, semua orang mempunyai tujuan dalam menciptakan karyanya, tujuan atau amanatnya bergantung pada pekerjaan cita-cita dan pandangan hidup pengarangnya.
·         Amanat/tujuan/maksud (itention); adalah suatu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
·         Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
·         Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair.
Amanat seringkali tersirat di balik kata-kata yang disusun dan
juga berada di balik tema yang diungkapkan. Seringkali amanat
ini tidak disadari penyair.
·         Menurut I.A. Richard, Intention (amanat) adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut penyair.
·         Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca, sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh terhadap amanat puisi.
·         Menurut Nurhayati (2008:40—43), amanat (intention) atau tujuan merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan suatu puisinya. Dalam hal ini penyair menciptakan puisinya dan tersirat secara tidak langsung muncul melalui di balik tema yang diungkapkan.
·         Amanat puisi adalah pesan moral seorang penyair yang diharapkan
menjadi sesuatu yang bermakna bagi para pembaca, menjadi hikmah,
renungan, atau nasihat. Amanat puisi biasanya mempunyai benang merah
dan misi visi yang relevan dengan tema.
·         Amanat atau pesan atau nasihat adalah akibat yang timbul pada diri pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan pendengar pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Cara pembaca menyimpulkan amanat puisi sangat erat kaitannya dengan cara pandang pembaca terhadap sesuatu hal. Meskipun didasarkan atas cara pandang pembaca namun amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi dari puisi yang ditelaah.
·         Amanat merupakan sesuatu yang hendak disampaikan maupun efek tertentu yang dikehendaki oleh penyair melalui puisinya. Kepada Peminta-minta mengamanatkan seseorang agar tidak mengabaikan orang-orang yang menderita (Dewaki, 2008: 168).
·         Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya.  Amanat berhubungan dengan makna karya sastra yang bersifat kias, lebih dalam, dan luas.  Amanat yang terkandung di dalam sebuah puisi bergantung pada pandangan hidup sang penyair.
·         Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Tetapi meskipun ditentukan oleh cara pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.
     Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian amanat, baik berdasarkan dari buku yang dipakai secara langsung oleh peneliti maupun yang diambilnya dari media internet, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa amanat merupakan suatu tujuan atau sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, baik secara langsung (lisan) maupun secara tidak langsung (tertulis) yang didasarkan pada latar belakang dari setiap penyair (pengarang) dalam menciptakan sebuah karya sastra.

3.      PENDAPAT PARA PEMBACA TENTANG AMANAT DARI PUISI KARYA APIP MUSTOPA YANG BERJUDUL “TUHAN TELAH MENEGURMU
            Pada pembahasan ini, peneliti dalam memperoleh hasil penelitian tentang pendapat para pembaca mengenai amanat dari puisi Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, peneliti menggunakan dua cara yaitu, cara pertama peneliti memperoleh hasil penelitian secara langsung dari para pembaca dengan cara memberikan sebuah teks puisi kepada pembaca, kemudian pembaca disuruh membaca dan memahami puisi tersebut, setelah itu pembaca menuliskan amanat dari puisi tersebut berdasarkan persepsinya masing-masing. Sedangkan untuk cara kedua, peneliti memperoleh hasil penelitian berdasarkan pendapat para pembaca yang ada dalam media internet.

a.       Pendapat Pembaca yang diperoleh Secara Langsung
Pada pembahasan ini, peneliti memperoleh hasil penelitian dengan cara mengambil dari pendapat pembaca secara langsung, peneliti memanfaatkan teman satu kelasnya untuk penelitian. Peneliti memberikan sebuah teks puisi kepada 20 orang, tetapi dari 20 orang tersebut tidak semuanya memberikan pendapatnya tentang amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”. Adapun beberapa pembaca yang memberikan pendapatnya sebagai berikut:
·         Agus Priyono, berpendapat bahwa amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan telah Menegurmu, yaitu penulis menyuruh untuk lebih bersyukur dan penulis ingin mengatakan bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Maha Pengampun, jadi tidak ada istilah terlambat bagi manusia untuk bertaubat.
·         Anggoro Tri Harmianto, berpendapat bahwa amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu penulis memperingatkan kepada kita sebagai umat manusia harus tanggap terhadap anak-anak yang kelaparan, suara adzan, dan bahkan bencana yang menerjang. Karena semua itu merupakan petanda teguran dari Tuhan, sebagai umat manusia harus percaya tentang kekuasaan Tuhan.
·         Antonia Irawati, berpendapat bahwa amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu penulis mengingatkan kepada kita agar tidak melupakan Tuhan, kita tetap beriman kepadaNya. Terutama kita juga harus menjauhi perbuatan dosa. Jika kita tetap berbuat dosa Tuhan tidak akan segan-segan memberi hukuman/peringatan kepada kita. Tapi kadang-kadang kita tidak sadar dengan peringatan yang Tuhan berikan.
     Bencana alam, kelaparan itu hanya peringatan yang Tuhan berikan, banyak manusia yang meninggal karena bencana tersebut, tapi Tuhan tidak memusnahkan semuanya. Tuhan memberi kesempatan untuk kita yang masih hidupuntuk segera bertaubat, dengan selalu mengingat tuhan dengan semua karyaNya.
·         Marianus Hamse, berpendapat bahwa amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu penulis mengingatkan kepada kita (pembaca), sebagai manusia kita harus percaya bahwa sedala yang terjadi adalah kehendak Tuhan, kita harus bertaubat kalau ingin dekat dengan Tuhan.
·         Noviana Wahyu Sari, berpendapat bahwa amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu sebagai umat Tuhan kita harus peduli dengan keadaan sekitarnya, seperti banyaknya bencana yang menimpa, karena itu adalah cara Tuhan menegur umat manusia agar selalu ingat akan fitrahnya sebagai manusia yaitu makhluk sosial, agar tidak egois dan memikirkan diri sendiri. Dan hal yang lebih penting adalah mengingatkan manusia agar selalu ingat dan beribadah kepada Tuhannya, karena manusia pasti akan kembali kepada Tuhan yang menciptakannya.
·         Samin, berpendapat bahwa amanat dari puis karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu sebagai umat manusia kita harus mempunyai rasa tanggung jawab dengan isinya alam ini, terutama memperhatikan anak-anak yang sedang kelaparan bahkan Tuhan telah memberi teguran dengan seruan adzan untuk memperingatkan umat manusia agar bias menyadari dengan adanya bencana yang terjadi di alam ini, supaya umat manusia bias menyadari dengan kekuasaan Tuhan yang telah dimiliki.
·         Siti Fatimah, berpendapat bahwa amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu sebagai umat manusia kita harus ingat selalu akan Tuhan, karena Tuhan itu tidak pernah tidur, dan selalu beribadah kepada Tuhan, karena kita hidup di dunia hanya sementara. 
b.      Pendapat Pembaca yang Ada Dalam Media Internet
      Dalam pembahasan ini peneliti memperoleh hasil penelitian dari pendapat para pembaca yang ada dalam media internet tentang amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”. Adapun pendapat dari para pembaca tentang amanat dari puisi karya Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, sebagai berikut:
·         Hal yang ingin disampaikan penyair dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa adalah bahwa kita sebagai umat manusia harus lebih peka dengan kejadian yang terjadi di lingkungan kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah begitu sabar memberikan peringatan pada kita, penyair juga ingin memberikan sebuah kenyataan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita untuk menjadi tanggung jawab bersama.
     Puisi ini juga memberikan sebuah solusi bagaimana cara kita agar lebih peka terhadap lingkungan kita, yaitu dengan jalan selalu mengingat tuhan yang disiratkan oleh semayup suara azan.
·         Amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa adalah sebuah teguran Tuhan disampaikan oleh penyair pada setiap awal bait puisinya. Teguran berarti peringatan. Diperingatkan berarti ada gejala-gejala ketidakberesan pada diri manusia. Teguran Tuhan tidak sekasar yang kita lakukan. Teguran Tuhan cukup sopan misalnya Tuhan hendak menegur anak supaya tidak berbuat semena-mena terhadap orang tuanya.
     Demikian juga jika Tuhan  hendak menegur umat manusia yang sedang kelalaian. Dengan bahasa yang cukuip sopan langsung lewat perut yang kelaparan lewat semayup suara adzan, lewat gempa bumi yang mengguncang, lewat deru angin yang meraung kencang, lewat hujan dan banjir yang melintang pukang. Teguran-teguran itu sebetulnya mengajak manusia untuk merenung dan berpikir lebih dalam lagi.
     Pada akhir bait puisi penyair hanya menuliskan satu baris, “ Adakah kau dengar ?” Hal ini berarti penyair mengajak manusia untuk berpikir dan merenung atas segala peristiwa yang sedang terjadi. Mengapa sampai terjadi musibah besar di bumi ? Apakah manusia banyak berbuat maksiat dan dosa di atas bumi ? Dengan demikian manusia dapat mawas diri, kekhilafan-kekhilafan yang ada pada dirinya untuk bertaubat dan membersihkan diri.  Renungan manusia atas pertanyaan penyair itu juga dapat membuat manusia untuk mengingat Tuhan terus-menerus, kapan saja, dan di mana saja manusia berada sehingga dapat meningkatkan iman dan taqwa manusia.
·         Amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa, yaitu Tuhan murka walau menyayangi umatnya sehingga Tuhan hanya menegur umatnya secara halus tetapi umatnya tetap tidak menanggapinya sehingga Tuhan memberi teguran yang lebih keras. Sekarang umatnya bingung. Penyair menyatakan teguran sopan Tuhan melalui banyaknya kelaparan dan lewat azan. Dan Tuhan dapat menegur lebih keras berupa bencana-bencana alam.
·         Amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa adalah menyadarkan penikmat tentang manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan agar selalu ingat pada tuhan dan mahluk lainnya. Penulis begitu jeli memilih diksi dalam melantunkan sentuhan-sentuhan imajinasinya terhadap kesan-kesan yang ditimbulkan. Bagaimana penulis menggugah hati pembaca agar ingat kepada kebesaran tuhan, melalui kejadian-kejadian yang digambarkannya seperti, kelaparan, suara adzan, gempa bumi, hujan dan banjir sebagai tanda-tanda jaman yang disinyalir kejadian itu adalah kealpaan manusia untuk lebih bertafakur kepada Tuhan.

4.      PENDAPAT PENELITI TENTANG AMANAT DARI PUISI KARYA APIP MUSTOPA YANG BERJUDUL “TUHAN TELAH MENEGURMU”
            Menurut peneliti, amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa, yaitu peneliti menafsirkan dari tema puisi terlebih dahulu, jika dilihat dari kata yang digunakan pengarang pada setiap larik puisi tersebut, maka peneliti mengambil suatu tema tentang religious, yaitu mengenai peringatan (teguran) Tuhan terhadap umatNya.jadi, berdasarkan tema yang ditafsirkan peneliti maka amanat puisi dari Apip Mustopa yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu”, yaitu penulis berusaha menyampaikan suatu pesan (peringatan) kepada para pembaca agar lebih mendekatka diri kepada Sang Pencipta. Apabila kita berada di jalan yang salah, maka penulis menganjurkan untuk segera bertaubat (kembali ke jalan Tuhan), tapi apabila kita sudah berada di jalan yang benar (jalan Tuhan) maka kita harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
            Peneliti beranggapan bahwa penyair dalam menulis puisi tersebut, beliau terinspirasi oleh keadaan pada saat itu. Misalnya saja, sering terjadinya bencana dan anak-anak yang kelaparan, semua itu adalah bentuk teguran (peringatan) Tuhan kepada umatNya yang sudah lalai terhadap Sang Penguasa Alam. Jadi, melalui puisi yang ditulis, penyair berusaha menyampaikan suatu pesan terhadap para pembacanya.   

5.      PERBANDINGAN ANTARA PENDAPAT PARA PEMBACA (KHALAYAK UMUM) DENGAN PENDAPAT PENELITI TENTANG AMANAT DARI PUISI YANG BERJUDUL “TUHAN TELAH MENEGURMU” KARYA APIP MUSTOPA
            Apabila dilihat dari beberapa pendapat pembaca tentang amanat dari puisi “Tuhan Telah Mengurmu” karya apip Mustopa, baik yang diambil secara langsung oleh peneliti maupun berdasarkan pendapat pembaca yang ada dalam media internet, kemudian dibandingkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh peneliti, mungkin antara pendapat pembaca (khalayak umum) dengan peneliti tidak jauh berbeda penafsiranya tentang amanat yang terkandung dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa tersebut. Karena apabila dilihat dari puisi, sudah sangat jelas amanat yang ingin disampaikan penyair kepada para pembacanya. Di samping itu kata-kata yang digunakan penyair, merupakan kata-kata yang digunakan dalam keseharian yang tidak membutuhkan penafsiran yang terlalu mendalam.
            Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendapat antara pembaca (khalayak umum) dengan peneliti tentang amanat dari puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa, tidak jauh berbeda yang menganggap bahwa amanat yang terkadung dalam puisi tersebut adalah sebuah teguran (peringatan) Tuhan kepada umatNya yang telah lalai dan jauh dariNya.

6.      PENUTUP
            Dari hasil penelitian tentang amanat yang terkandung dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa dapat disimpulkan bahwa dari beberapa pendapat pembaca (khalayak umum) tentang amanat dari puisi tersebut, pembaca menafsirkan bahwa tujuan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca yaitu agar umat manusia sgera bertaubat dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa serta agar lebih peduli kepada sesama, dalam artian tidak mementingkan dirinya sendiri. Karena Tuhan telah memberikan beberapa pertanda kepada umat manusia sebagai peringatan (teguran) kepada semua umat manusia yang hidup di dunia. Misalnya saja seperti sering terjadinya musibah seperti banjir, angin kencang, dan anak-anak kelaparan.
            Sedangkan pendapat dari peneliti juga tidak jauh berbeda dengan pendapat dari para pembaca (khalayak umum) tentang amanat yang terkandung dalam puisi yang berjudul “Tuhan Telah Menegurmu” karya Apip Mustopa, peneliti melihat dari segi tema yang digunakan dalam puisi tersebut yaitu religius, maka peneliti beranggapan bahwa amanat yang ingin disampaikan penyair yaitu sautu peringatan kepada pembaca agar tidak melupakan Sang Pencipta Alam semesta ini dan lebih mendekatkan diri kepadaNya. Peleliti jug beranggapan bahwa penulis dalam menulis puisi tersebut, terinspirasi dengan kedaan yang terjadi pada saat itu. Jadi dengan menulis puisi itu, penyair berusaha menyampaikan pesan kepada para pembacanya.
            Jadi dari kedua pendapat tersebut (berdasarkan pembaca/khalayak umum dan peneliti) perbandingan penafsirannya tidak jauh berbeda atau bisa juga dikatakan memiliki kesamaan. Hal ersebut disebabkan karena, dari puisi dapat dilihat dari penggunaan kata-kata oleh penyair, lebih cenderung menggunakan bahasa sehari-hari dengan begitu setiap pembaca tidak perlu menafsirkan secara mendalam, karena dari kata-kata yang digunakan tersebut, pembaca sudah dapat menangkap amanat dari puisi.

7.      DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo
Djojosuroto, Kinayati. 2006. Pengajaran Puisi Analisis dan Pemahaman. Bandung: Nuansa
J. Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga


0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih, Semoga bermanfaat


Angger Withea. Powered by Blogger.