Penghidupan
Lautan maha dalam
mukul dentur selama
nguji tenaga pematang kita
mukul dentur selama
hingga hancur remuk redam
Kurnia bahagia
kecil setumpuk
sia-sia dilindung, sia-sia
dipupuk.
Desember 1942
Tahap
analisis
·
Tahap
1 (pembacaan Heuristik)
Bait
ke-1
Lautan (itu) maha dalam
(sangat dalam)
(jika diarungi seperti)
(me)mukul dentur (bunyi) selama (mungkin)
(yang) (me)nguji tenaga
pematang (batas) kita (manusia)
Bait
ke-2
(me)mukul dentur
(bunyi) selama (mungkin)
Hingga (tubuh manusia
ini) hancur (lelah) remuk redam (mati)
(maka) Kurnia bahagia
(yang diberi Tuhan)
(walau hanya) kecil
setumpuk (sedikit) (saja)
(maka usaha yang
dilakukan itu akan) sia-sia dilindung (dan) sia-sia dipupuk (karena tubuh ini
sudah lelah bahkan sudah mati)
·
Tahap
2 (pembacaan Hermeneutik)
Bait
ke-1
Kehidupan
ini (lautan) sangat sulit untuk dijalani (maha dalam). Manusia selalu berusaha
(mukul dentur selama) dalam hidupnya hingga batas tenaga dan batas
kemampuanyang ia miliki. Walaupun usaha yang dilakukannya sudah sampai pada
batas tenaga dan kemampuannya, dia tetap bekerja tanpa kenal waktu.
Bait
ke-2
Manusia
itu tetap berusaha dan bekerja walau sudah pada batas kemampuannya. Dia tetap
tidak perduli walau tubuhnya lelah (hancur) hingga matipun (remuk redam). Pada
suatu saat hasil dari kerja kerasnya membuahkan hasil berupa (Kurnia bahagia).
Namun usaha yang selama ini diperjuangkan itu telah sia-sia (sia-sia dilindung,
sia-sia dipupuk), karena tubuhnya sudah mati (remuk redam).