SEBUAH PERISTIWA PENTING telah terjadi. Kamu sedang memperoleh
kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang cinta dan kehidupan. Peristiwa ini
hendaknya membuat kamu menjadi lebih sabar. Makin sabar kamu, makin tinggi pula
sikap menerima atas apa yang kamu jalani, daripada selalu bersikeras bahwa
hidup harus berjalan seperti yang kamu inginkan. Tanpa kesabaran, hidup ini
akan membuat frustasi. Kamu mudah terusik, terganggu, dan tersinggung.
Kesabaran menambah dimensi kesejukkan dan penerimaan atas hidup kamu.
Ilustrasi foto: Nuri |
Misalkan saja, kamu mengaggumi seorang pemuda. Kamu ingin memiliki dia, kamu ingin mengungkapkan isi hatimu kepadanya. Tetapi dia sudah memiliki orang lain. Maka bersabarlah.
Hayati peristiwa ini. Cobalah untuk pelan-pelan melupakan si pemuda.
Agar menjadi lebih
sabar, maka libatkan hati kamu agar terbuka terhadap situasi sekarang ini,
bahkan bila kamu tidak menyukainya. Mungkin saat ini juga merupakan saat yang
baik untuk menarik nafas, juga sebagai peluang untuk mengingatkan diri kamu
sendiri bahwa, dalam skema yang lebih besar, kegagalan cinta “Cuma masalah
kecil”.
·
- Jadilah Orang Pertama yang Mencintai atau Memaafkan
Begitu banyak dari kita
yang bertahan dengan sedikit rasa marah yang mungkin berasal dari suatu
pertengkaran, kesalapahaman, cara kita dulu berpacaran, atau suatu kejadian
menyakitkan lainnya. Dengan sikap keras kepala, kamu menunggu sampai si dia
atau orang lain terlebih dulu meminta maaf kepada kita dengan keyakinan bahwa
inilah satu-satunya cara kamu dapat memaafkan atau menyambung kembali hubungan
pertemanan yang hancur karena putusnya hubungan cinta.
Setelah putus cinta,
renungkanlah apakah mungkin kamu tetap berteman dengan dia. Hanya sebagai
teman. Jika kamu merasa bisa, maka datanglah kepadanya. Mintalah maaf atas
peristiwa kemarin dan jadilah teman sejati baginya. Jika kamu merasa sulit
untuk menerima kenyataan ini, maka menyingkirlah untuk sesaat. Jika sakit itu
masih dalam, maka sadarilah bahwa dia bukan manusia yang sempurna, demikian
juga kamu.
Ketika kamu marah, maka
kamu telah menjadikan “hal sepele” menjadi “perkara yang besar” dalam benak kamu.
Kamu mulai percaya bahwa posisi kamu lebih penting daripada kebahagiaan kamu.
Padahal tidak. Bila kamu ingin menjadi orang yang lebih damai, kamu harus
memahami bahwa menjadi benar hampir tak pernah lebih penting daripada
membiarkan diri kamu untuk bahagia.
Cara untuk bahagia
adalah dengan melepaskan dia pergi dan mengulurkan tangan untuk meminta maaf.
Biarkan saja sidia yang benar. Ini bukan berarti kamu berada di pihak yang
salah. Kamu akan mengalami kedamaian dengan melepaskan, sebagaimana halnya kebahagiaan
untuk membiarkan orang lain yang benar. Tetapi jika kamu tak mampu, diamlah dan
jangan mendendam. Dendam hanya akan merusak kebahagiaan kamu, padahal,
sebagaimana saya katakana berkali-kali, kamu berhak untuk bahagia.
·
- Kamu Tidak Harus Melakukan Apa-apa
Apapun yang kamu
lakukan, maka lakukanlah karena kamu
memilih untuk melakukannya, bukan dari adanya suatu perasaan kewajiban
atau tugas yang menyesatkan.
Kadang-kadang orang
perlu didorong ke ambang batas sebelum mereka menyadari bahwa hidup ini adalah
milik mereka, bukan milik tuntutan atau keinginan orang lain. Bila kamu
mengalami sakit yang mengancam kehidupan kamu, kamu berada diambang batas itu.
Bila kamu mempelajari bahwa ini adalah hidup kamu, kamu dapat dengan mudah
mengambil beberapa langkah kecil untuk mundur dari ambang batas itu. Jika kamu
mengalami putus cinta yang menyakitkan, kamu sedang berdiri di ambang batas
itu, maka, bergeraklah mundur agar tidak tersungkur.
Cobalah ucapkan
keras-keras dalam pikiran kamu sesering mungkin: “Aku tidak harus melakukan
apapun” katakana itu beberapa kali, rasakanlah sensasi rasa lepas, kebebasan,
atau terbebas dari beban! Kamu sudah bebas dari kisah cinta yang menyakitkan!!!
Bisa juga kamu
menambahkan: “Dan aku boleh melakukan apa yang aku inginkan.”
Lalu, gabungkanlah
kedua kalimat itu: “aku tidak harus melakukan apapun, dan aku boleh melakukan
apa yang ingin ku lakukan,”.
·
- Hindari Orang-Orang dan Situasi yang Membuat Kamu Galau
Hindarilah hal-hal,
orang-orang, situasi-situasi dan pengalaman-pengalaman yang tidak kamu
inginkan. Sebagian orang mungkin menyebut ini suatu sikap pengecut. Saya
menyebutnya langkah yang cerdas. Dunia ini dibatasi oleh berbagai hal, orang,
dan pengalaman. Kita tidak akan pernah mengalami semuanya itu. Maka mengapa
tidak berteman saja dengan apa yang memang membuatmu senang?
Beberapa contoh hal
yang mesti dihindari: pesta yang tidak ingin kamu datangi, orang-orang yang
tidak ingin kamu jumpai, acara TV yang tidak ingin kamu tonton (meskipun kawan-kawanmu suka menontonnya), film-film
yang telah ditonton oleh setiap orang, namu tidak menarik bagi kamu, dan lain
sebagainnya.
Bila kamu dapat
menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan sejak awal, maka dengan segala cara
lakukanlah. Bebaskanlah pikiran kamu untuk melakukan hal-hal (positif) yang
menyenangkan kamu dan meninggalkan hal-hal yang menyedihkan kamu.
Ketika kawan-kawan kamu
menegaskan kata “seharusnya”, maka gantilah “tidak seharusnya”. Misalnya saja
kawanmu berkata, ”seharusnya kamu mengalah waktu kalian bertengkar, sehingga
kamu tidak perlu patah hati seperti ini”. Maka gantilah kalimat itu dengan,
“tidak seharusnya aku mengalah waktu kami bertengkar. Ini jauh lebih baik
ketimbang terus-menerus hidup dalam pertengkaran”. Atau, ketika kawan-kawanmu
menegaskan, “Dia kan tampan, seharusnya kamu paham bahwa dia dicintai banyak
gadis!” Maka, ubalah kalimat itu dalam pikiran kamu, “Dia memang tampan, tapi
tidak seharusnya aku selalu termakan api cemburu. Jadi, biarkan pergi saja”.
Ingat, yang lebih tahu permasalahan kamu adalah kamu bukan kawanmu, walaupun
mereka sudah menyelami kehidupanmu.
·
- Hidup Tidak Selalu Buruk
Suasana yang
menyedihkan dan peristiwa yang menyakitkan membuat hidup kamu terasa buruk.
Apa-apa yang kamu lakukan menjadi tidak nyaman. Hidup adalah tidak seburuk apa
yang kamu bayangkan. Hidup ini tak pernah seburuk kelihatannya tatkala kamu
sedang dalam suasana hati yang tidak enak, daripada kepentok dalam kekesalan
atau perasaan tidak karuan belajarlah untuk bersikap bijak. Ingatkan diri kamu,
“tentu saja aku sedang merasakan marah, frustasi, stress, depresi. Suasana
hatiku sedang tidak enak, tetapi, hidup ini harus berjalan sebagaimana adanya”.
Suasana hati yang tidak
enak bukanlah saat untuk menganalisis hidup kamu. Melakukan hal itu sama dengan
bunuh diri secara emosional. Bila kamu punya masalah cinta, masalah itu tetap
ada sekalipun keadaan pikiran kamu sudah membaik. Triknya adalah dengan
mensyukuri suasana hati kamu yang enak dan bersikap legowo ketika suasana hati
kamu sedang tidak enak, dengan tidak menanggapinya terlalu serius. Lain kali
jika kamu merasa tidak enak hati, untuk suatu alas an apa pun, ingatkan diri
kamu, “semua ini akan berlalu”.
·
- Santai Sajalah
Apa yang dimaksud
dengan santai?. Walaupun sudah ribuan kali mendengar istilah ini selama masa
hidup kita, sangat sedikit orang yang memikirkan dengan mendalam tentang apakah
itu sesungguhnya.
Manakala kamu bertanya
pada orang banyak apa artinya santai, hampir semuanya akan menjawab bahwa
bersantai adalah sesuatu yang kamu rencanakan untuk dikerjakan nanti, kamu
mengerjakannya tatkala waktu luang, sewaktu sedang bersantai di dalam ayunan,
setelah kamu mengerjakan segala hal lainnya.
Bersikap santai itu
perlu, apalagi setelah kamu mengalami peristiwa buruk. Bersantai tidak harus
dilakukan setelah semua hal lain selesai. Bersantai tidak harus meluangkan
banyak waktu untuk pergi ke pantai atau ke kebun binatang. Kamu bisa bersantai
di rumah, mendengarkan music-musik yang kamu suka, menonton film-film
favoritmu, atau sekedar menulis blog seperti saya ini hohoho. Bersantai setelah
patah hati akan membantu kamu membebaskan segala beban pikiran.
Menjadi lebih santai
mengharuskan melatih diri kamu untuk menanggapi tantangan-tantangan kehidupan
secara berbeda. Patah hati adalah tantangan untuk dihadapi. Dan kamu masih
punya banyak tantangan ke depan, tantangan untuk menjadi kepala rumah tangga,
bahkan tantangan untuk mencari pacar baru yang lebih segala-galanya dari mantan
pacarmu misalnya. Santaikan pikiranmu, bebaskan segala uneg-unegmu. Laluilah
hari-hari gembiramu.
·
- Dengarkanlah Perasaan Kamu
Dalam diri kamu ada
system petunjuk sempurna untuk memandu kamu menjalani hidup. System ini, yang
semata-mata terdiri dari
perasaan-perasaan kiamu sendiri, mmemberitahu kamu apakah kamu sedang berada di
luar jalur dan sedang menuju kea rah
ketidakbahagiaan dan konflik; atau berada di atas jalur, yang mengarah ke
pikiran yang damai. Perasaan-perasaan kamu bertindak sebagai barometer,
membiarkan kamu tahu apa yang disukai oleh cuaca batinmu.
Ketika kamu tidak
terjebak dalam pikiran, dengan tidak menganggap terlalu serius segala hal,
umumnya perasaan-perasaan kamu menjadi positif. Ketika pengalaman hidupmu tidak
terlalu menyenangkan dan kamu sedang merasa marah, kesal, depresi, stress,
frustasi, dan seterusnya, maka perasaan-perasaan kamu mengingatkan bahwa kamu
sedang berada di luar jalur, dan kini waktunya unttuk membuat pikiran kamu
santai, karena kamu sedang kehilangan perspektif.
Penyesuaian mental
memang perlu dilakukan dalam hal ini. Kamu dapat memikirkan perasaan-perasaan negatif kamu dengan cara yang sama dalam memikirkan
lampu-lampu peringatan di dashboard mobil kamu. Saat lampu itu berkelip-kelip,
maka ia memberitahu kamu bahwa kini saatnya untuk bersantai.
Berbeda dengan
kepercayaan umum, perasaan-perasaan negative tidak perlu dikaji dan dianalisis.
Ketika kamu menganalisis perasaan-perasaan negative itu, ujung-ujungnya akan
memunculkan perasaan-perasaan negative yang lebih banyak lagi.
Lain kali ketika kamu
bersedih dan terjebak dalam “ketidakberdayaan”, kamu harus menyadari untuk
tegak kembali dan jangan terlalu memikirkannya. Kamu harus menggunakan
perasaan-perasaan kamu itu untuk memandu kamu kembali kea rah ketenangan.
Jangan berpura-pura
bahwa perasaan negative itu tidak ada, namun cobalah untuk mangakui alas an-alasan
mengapa kamu begitu serius dalam menjalani hidup ini. Kenapa kamu lebih
“meributkan hal-hal kecil”. Daripada menyingsingkan lengan baju dan berkelahi
dengan hidupmu ini, mundurlah, tarik beberapa nafas panjang, dan santailah.
Ingatlah, bahwa hidup ini bukanlah suatu keadaan darurat, jika kamu memang
tidak membuatnya demikian. Ingatlah, cerita cinta hanyalah sepenggal kehidupan
kecilyang harus kamu isi, kamu buang, lalu kamu isi lagi. Cerita cintamu
bukanlah satu-satunya episode tunggal dalam hidupmu.